Mazda menunjuk CEO baru sebelum mendorong mobil listrik
Mazda sudah mengumumkan Masahiro Moro sebagai CEO berikutnya sebab melakukan persiapan untuk menghabiskan $10,6 miliar (£8,7 miliar) untuk melistriki jangkauannya.
Moro memimpin operasi perusahaan di Amerika Utara antara Januari 2016 serta Juni 2021, saat dia mengambil posisi di manajemen senior mendunia.
mengutarakan pada konferensi pers semalam, dia merinci rencana untuk memperluas pengaruh perusahaan di AS, menargetkan 1.000 penjualan setiap tahun dari 360 dealer di wilayah tersebut.
Moro juga menyampaikan akan mulai menentukan strategi perusahaan untuk 2025-2027. Menurut rencana yang dibuat oleh presiden serta CEO saat ini Akira Marumoto, perusahaan akan memperkenalkan sistem hybrid baru serta gaya baterai-listrik baru dalam jangka menengah. Mazda kemudian akan mulai melistriki seluruh mobilnya mulai tahun 2028.
Marumoto akan mengundurkan diri sebagai pimpinan serta kepala eksekutif pada bulan Juni untuk memberi jalan bagi Moro, sambil menunggu persetujuan majelis dari penggantinya. Marumoto akan meneruskan sebagai ahli yang tugasnya memberi petunjuk.
Pergantian kepemimpinan terjadi saat Mazda bergulat dengan tantangan untuk menggemparkan pembuat mobil yang secara historis bersandar pada citra sporty untuk melakukan penjualan kendaraannya. Seperti halnya sesama Honda Jepang, Subaru serta Toyota, lambat menanggapi permintaan Eropa untuk mobil listrik baterai.
Mazda meluncurkan kendaraan listrik pertamanya, MX-30, pada tahun 2020, tetapi jangkauan crossover 124 mil menjadikannya kesulitan untuk mendapatkan pembeli. Ketertarikan pada gaya ini dipicu oleh pengumuman baru-baru ini tentang varian range extender baru dengan mesin rotari Wankel bensin, tetapi apakah itu akan menghasilkan penjualan yang lebih tinggi masih belum dapat dilihat.
Perusahaan tampaknya sudah memberikan keputusan bahwasannya mobil baterai-listrik adalah jawaban jangka panjang, sesudah melakukan tanda tangan tiga saling menyepakati untuk menumbuhkembangkan serta memproduksi unit penggerak listrik, inverter, serta teknologi motor baru.
Selain saling menyepakati dengan pemasok baterai Nissan Envision AESC, Mazda juga memperhitungkan untuk melakukan investasi dalam produksi baterainya sendiri. Sasarannya adalah 25-40% dari penjualan globalnya terdiri dari kendaraan listrik pada tahun 2030, naik dari target sebelumnya sebesar 25%.