bagaimana seberkas pelet bisa meledakkan sebuah probe di luar angkasa

bagaimana seberkas pelet bisa meledakkan sebuah probe di luar angkasa

Konon, dia memperkirakan proyek futuristik ini bisa memasukkan suatu makanan waktu lebih dari setengah abad buat dibangun. Ini menyebabkan beberapa tantangan fisika serta teknik yang ambisius, termasuk menumbuhkembangkan laser yang sangat besar, membangun layar enteng yang dapat menangani begitu banyak daya tanpa hancur, serta merancang pesawat ruang angkasa kecil serta alat buat berkomunikasi dengan Bumi. terdapat juga tantangan ekonomi, kata Worden: menentukan apakah seluruh bagian dapat disatukan buat “total uang yang terjangkau”. walaupun pendanaan awal adalah $100 juta, mereka menargetkan total harga sekeliling $10 miliar, serupa dengan biaya buat membangun Teleskop Luar Angkasa James Webb, atau beberapa miliar lebih banyak daripada Large Hadron Collider. “Kami optimis dengan hati-hati,” adiknya.

Jadi Davoyan memberikan keputusan buat mengeksplorasi opsi di antara keduanya. Desainnya akan melibatkan laser yang lebih kecil (hanya berdiameter beberapa meter) serta jarak akselerasi yang lebih pendek. kalau anti gagal, menurutnya konsep timnya dapat menggerakkan wahana antariksa dalam waktu kurang dari 20 tahun.

Worden yakin ide seperti itu pantas buat dicoba. “Saya pikir konsep UCLA serta lainnya yang saya ketahui benar-benar dipicu oleh fakta bahwasannya kami mulai memberikan dorongan gagasan bahwasannya cakrawala manusia diharuskan mencakup sistem bintang terdekat,” kata Worden, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur Pusat Penelitian NASA Ames. Dia mengutip penelitian di Limitless Space Institute di Houston serta startup Helicity Space di Bay Area sebagai contoh lebih lanjut.

Para peneliti juga membayangkan jenis sistem propulsi canggih lainnya di luar angkasa. Ini termasuk propulsi listrik nuklir serta mesin roket termal nuklir. Propulsi listrik nuklir akan melibatkan reaktor fisi enteng serta generator termoelektrik yang efisien buat diubah menjadi energi listrik, sedangkan konsep roket termal nuklir melibatkan pemompaan hidrogen ke dalam reaktor, menciptakan energi panas buat menggerakkan kendaraan.

Keuntungan dari seluruh jenis sistem nuklir adalah bahwasannya mereka dapat terus beroperasi dengan cukup efisien jauh dari mentari, di mana kendaraan bertenaga surya menghasilkan lebih sedikit energi, serta memperoleh capaian kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada roket kimia dari NASA serta SpaceX saat ini. “Kami sudah memperoleh capaian titik di mana sistem kimia sudah memperoleh capaian kinerja serta efisiensi puncaknya,” kata Anthony Calomino, kepala manajemen teknologi nuklir luar angkasa di NASA. “Propulsi nuklir memberikan penawaran era kemampuan berikutnya buat perjalanan luar angkasa yang dalam.”

Teknologi ini juga memiliki aplikasi yang sedikit lebih dekat ke rumah. Misalnya, perjalanan ke Mars saat ini memasukkan suatu makanan waktu sekeliling sembilan bulan. Dengan secara dramatis mengurangi waktu penerbangan, pesawat jenis ini akan membuat perjalanan ruang angkasa lebih kondusif dengan membatasi paparan radiasi ruang angkasa penyebab kanker kepada anggota awak.

Calomino memelopori keterlibatan NASA dalam program termal nuklir yang disebut Roket Demonstrasi buat Operasi Agile Cislunar, atau Draco, sebuah kolaborasi yang diumumkan pada bulan Januari antara raga antariksa serta Darpa, unit penelitian lanjutan Pentagon. Reaktor termal nuklir tidak akan jauh mempunyai perbedaan dari yang terdapat di darat atau di kapal selam nuklir, tetapi diharuskan beroperasi pada suhu yang lebih tinggi, seperti 2.500 derajat C. Roket termal nuklir bisa mendapatkan dorongan tinggi secara efisien, yang mempunyai arti lebih sedikit komposisi bakar yang dibutuhkan. dibawa di papan, yang mempunyai arti biaya lebih rendah atau lebih banyak ruang buat instrumen ilmiah. “Ini membuka massa yang disediakan buat muatan, sehingga menjadikan mungkin sistem NTR buat membawa muatan yang lebih besar ke luar angkasa atau muatan dengan ukuran yang sama lebih jauh ke luar angkasa dalam rentang waktu yang wajar,” tulis Tabitha Dodson, manajer program, dalam email Drapa dari Darpa. Tim berencana buat mendemonstrasikan konsep tersebut dalam dekade ini.

Davoyan serta rekan-rekannya memiliki sebagian besar waktu tahun ini buat memberi bukti kepada NASA serta mitra potensial lainnya bahwasannya sistem propulsi mereka mungkin layak. Mereka saat ini sedang bereksperimen dengan komposisi pelet yang mempunyai perbedaan serta mempelajari bagaimana mereka dapat didorong dengan sinar laser. Mereka sedang mempelajari bagaimana merancang sebuah pesawat ruang angkasa sehingga pancaran dari pelet melakukan transfer momentum ke sana seefisien mungkin, serta buat memastikannya memberikan dorongan, tetapi tidak melakukan pemanasan, pesawat ruang angkasa. terakhir, mereka mempelajari kemungkinan lintasan ke Uranus, Neptunus, atau tepat sasaran lain di tata surya.

kalau mereka mendapat persetujuan dari agensi, mereka akan menerima $600.000 serta tambahan dua tahun buat meneliti konsep mereka. Itu tidak akan cukup buat demonstrasi skala besar, kata Davoyan: sesungguhnya melakukan pengujian prototipe di luar angkasa akan menelan biaya puluhan juta serta akan datang nanti. Penelitian serta pengembangan membutuhkan waktu. Perjalanan ultra-cepat dimulai dengan melambat.

Artikel Populer :   Aplikasi Facades membuat jadi mungkin kamu membikin katalog semua Apple Store yang telah kamu kunjungi