Fiksi ilmiah tahun lalu lebih bergenre dari sebelumnya
Fiksi ilmiah dan fantasi Amerika terbaik 2022, yang menyusun 20 cerita fantasi dan fiksi ilmiah terbaik tahun lalu, menampilkan berbagai karakter dan latar. Editor tamu Rebecca Roanhorse membuat berbagai pilihan terakhir untuk volume tahun ini.
“Ini bukan koleksi fiksi ilmiah dan fantasi ayahmu,” kata Roanhorse di episode 538 Panduan Geek ke Galaksi podcast. “Saya bahagia menonton apa yang orang tulis, dan ke mana alirannya, dan jenis suara baru apa yang mampu ditemukan, dan seberapa jauh kita dapat memberikan dorongan batas dan terus menceritakan kisah universal.”
Genre-bending P. Djèlí Clark “If the Martians Have Magic” menampilkan pendeta Haiti melawan penyerbu asing dari Perang Dunia. “Saya selalu menganggap cerita saya terlalu aneh,” kata Clark. “Ini biasa saja. Saya selalu berpikir, “Cerita ini akan menjadi aneh,” disebabkan saya memasukkan apa yang saya inginkan ke dalamnya. dan lebih banyak orang boleh jadi berpikir, ‘Tunggu sebentar. Invasi Mars ini, apa yang dilakukan pendeta vodun Haiti di sana?” semakin saya tahu bahwasannya orang boleh jadi berpikir itu sedikit aneh, semakin saya ingin melakukannya.
Editor Seri John Joseph Adams membaca ribuan cerita untuk menghimpun daftar panjang kandidat yang boleh jadi. Salah satu cerita dalam buku, “The Algorithm Will See You Now” oleh Justin C. Key, baru saja memperoleh capaian batasnya, diterbitkan dalam antologi Vitale: masa yang akan datang perawatan kesehatan pada tanggal 31 Desember. “Ini ialah penerbit kecil, dan saya tak tahu apakah mereka menyadari apa yang mereka lakukan dengan benar-benar menerbitkannya pada hari terakhir tahun ini, hanya demi kelayakan untuk penghargaan dan, misalnya, disebabkan ini, Saya bisa dengan gampang melewatkannya”, kata Adams. ‘Saya bahagia saya tak melakukannya, tentu saja.’
Panduan Geek ke Galaksi orang yang membawakan acara David Barr Kirtley sangat terkesan dengan cerita Kel Coleman “Delete Your First Memory for Free”, yang membahas topik penghapusan memori, sebuah ide yang telah dieksplorasi dalam film fiksi ilmiah seperti Penarikan total dan Cahaya kekal dari pikiran murni.
“Saya tak dapat memikirkan satu hal selain ‘Hapus memori pertama kamu Secara free’ yang kamu anggap melakukan penghapusan memori pada dasarnya hanya hal yang baik,” kata Kirtley. “Saya pikir cara alami untuk meneruskan cerita ialah dengan memiliki tema ini bahwasannya jikalau kamu melakukan penghapusan kesalahan kamu dan melakukan penghapusan rasa sakit kamu, maka kamu melakukan penghapusan diri kamu sendiri dan apa yang membuat kamu menjadi manusia dan apa yang membuat kamu menjadi perseorangan, jadi itu ialah perlakuan baru. untuk mendapatkan ide, ‘boleh jadi ini akan bagus.’”
Dengarkan wawancara lengkap dengan Rebecca Roanhorse, P. Djèlí Clark dan John Joseph Adams di episode 538 dari Panduan Geek ke Galaksi (Di atas). dan lihatlah beberapa sorotan dari diskusi di bawah ini.
David Barr Kirtley di “Skinder’s Veil” ke Kelly Link:
Pengaturan dasarnya ialah kamu membuat mahasiswa ini rewel, dan seorang temannya terdapat di rumah rumah ini di Vermont yang terpencil, dan dia memiliki keadaan darurat keluarga dan dia bertanya apakah dia dapat menanggungnya. Dia setuju, dan dia pergi ke rumah ini, dan dia memberinya petunjuk ini bahwasannya pria yang memiliki rumah memiliki banyak teman yang mampir, dan jikalau mereka dapat dilihat di pintu yang terdapat dibelakang dia seharusnya membiarkan mereka masuk dan membiarkan mereka masuk. pergi keluar, melakukan apa yang mereka inginkan. Tetapi pemilik dapat memperkenalkan dirinya, dan dia akan datang ke pintu depan, dan kamu tak boleh membiarkannya masuk ke rumahnya. Jadi ini ialah pengaturan yang sangat, sangat aneh dan membuat heran, dan sangat mengejutkan saya saat membacanya, bahwasannya pada saat kamu membuat misteri seperti ini — mengapa kamu tak membiarkan pemiliknya masuk ke rumahnya sendiri? – membuat kamu ingin membaca ceritanya dan mencari tahu apa yang terjadi.
P. Djèlí Clark tentang “I Was a Teenage Space Jockey” oleh Stephen Graham Jones:
Saya tumbuh di tahun 80-an jadi saya ingat banyak [arcade games]. Sepanjang waktu saya membaca cerita Stephen, saya juga memikirkan diri saya sendiri Starfighter pamungkas, disebabkan sebagian besar jernih didasarkan pada pertumbuhan di tahun 80-an dengan permainan arcade. dan ya, saya berada di arcade. Sekarang, saya tak memiliki problem pengganggu. Pengganggu tak melakukan pertahanan lama di lingkungan saya, hanya itu yang seharusnya saya katakan. kamu tak melakukan pertahanan lama jikalau kamu ialah pengganggu di lingkungan saya, itu tak akan terjadi. tak terdapat urutan kekuasaan seperti itu. Akan susah bagi kamu jikalau kamu menetapkan: “Saya akan mengambil alih pekerjaan pengganggu.” Jadi itu ialah hal-hal yang saya lihatlah di TV dan berpikir, “Lihatlah para pengganggu ini. Ini ialah makhluk yang membuat heran.
John Joseph Adams tentang fiksi ilmiah vs fantasi:
Kami ingin [The Best American Science Fiction and Fantasy] sama-sama membuat heran bagi orang yang memberi keterangan bahwasannya mereka menyukai fiksi ilmiah dan orang yang memberi keterangan bahwasannya mereka menyukai fantasi, jadi kami ingin 50/50. namun kemudian terdapat kisah-kisah yang menyentuh keduanya, bisa salah satu ataupun keduanya. Jadi bagaimana kamu menghitungnya saat kamu menjejalkannya ke dalam slot? … Secara umum, setetes fantasi dalam sebuah cerita yang semuanya fiksi ilmiah menjadikannya fantasi. Ini seperti fantasi yang begitu kuat — terdapat begitu banyak sihir yang kuat dalam setetes fantasi itu — sehingga mengubah keseluruhan cerita menjadi fantasi. disebabkan fiksi ilmiah seharusnya spekulatif dan secara teori dimungkinkan berdasarkan pengetahuan ilmiah yang konkret dan terdapat, jadi pada saat kamu menjatuhkan keajaiban, maka seluruhnya entah bagaimana tersentuh oleh fantasi ini.
Rebecca Roanhorse tentang “Let All the Children Boogie” oleh Sam J. Miller:
Saya merasa cerita ini benar-benar menangkap masa remaja yang kabur di mana kamu melakukan percobaan mencari tahu siapa diri kamu, dan seluruhnya terasa norak dan baru, dan musik ialah balsem dalam hidup kamu. … Saya pikir itu ialah perasaan yang kamu rasakan di masa remaja, bahwasannya lagu-lagu ini sangat dalam secara emosional bagi saya, disebabkan saya melakukan percobaan menemukan kata-kata untuk memahami siapa saya dan apa identitas saya, dan artis-artis ini kelihatannya memiliki semacam visi hidup kamu tak memiliki sebagai seorang remaja. Jadi saya pikir cerita ini sangat tepat sasaran. Saya pikir itu sangat, sangat keren, hanya mengabadikan momen itu dalam waktu dan seperti apa rasanya, dan seberapa kuat persahabatan itu, ataupun asmara yang sedang tumbuh itu, dan seperti seseorang seperti David Bowie, dari semua orang, dapat mengabadikannya dalam sebuah cara yang kamu sendiri tak bisa mengartikulasikan.
Lebih banyak cerita WIRED yang hebat
Kembali ke atas. Lewati ke: awal tulisan.