mengapa filter Bold Glamour AI baru TikTok menakutkan bagi semua orang
- Generasi baru filter kecantikan berbasis AI hampir tak mungkin bagus.
- Mereka dapat mengakibatkan keinginan yang tak realistis serta hambatan harga diri.
- Pria cenderung tampil jauh lebih sedikit diproses oleh filter berkat prasangka kita yang ada.
Gambar SolStock / Getty
Filter kecantikan kecerdasan buatan (AI) generasi baru mengancam buat menghancurkan harga diri kita.
bilamana apabila semua orang yang anda lihat di YouTube, TikTok, instagram, serta bahkan panggilan FaceTime serta Zoom selalu memiliki kulit yang luar biasa, struktur tulang yang luar biasa, riasan yang luar biasa, serta alis yang tebal serta terawat? anda mungkin bertanya-tanya mengapa orang yang anda lihat di cermin begitu cacat serta berantakan asimetris. Itulah janji serta ancaman dari filter AI yang sangat realistis seperti Bold Glamour.
“Sebagai psikoterapis profesional, saya memahami pentingnya merasa nyaman. namun, penggunaan filter kecantikan dapat menimbulkan ekspektasi yang tak realistis serta persepsi diri yang negatif. perbandingan terus-menerus dengan penampilan ideal serta tersaring dapat mengakibatkan citra tubuh negatif serta hambatan harga diri,” kata psikoterapis klinis Lisa Lawless kepada Lifewire bersumber dari email.
Filter kecantikan AI terlalu luar biasa
Filter kecantikan sudah ada sejak lama, tetapi AI versi baru ini sangat luar biasa. Mereka tak hanya melakukan perubahan fitur muka, merias muka, serta memperbaiki kulit serta rambut muka anda, tetapi mereka melakukannya tanpa gangguan. Saya menghabiskan waktu menonton beberapa di antaranya Video di utas sosial media twitter ini serta cukup kagum mempunyai pandangan betapa kuat efeknya. apabila anda ingin tahu cara kerjanya, speaker AI serta pembuat lensa snapchat Lukas Hurd memiliki klarifikasi yang bagus.
Ini bermuara pada cara kerja AI ataupun pembelajaran mesin. sesaat filter kecantikan sebelumnya melakukan pengambilan gaya 3D muka anda, menyempurnakannya, serta menempatkan gaya itu di muka anda seakurat mungkin, AI bahkan tak mengganggu.
Filter AI seperti ini dilatih dengan menampilkan jutaan gambar orang yang sangat cantik. Saat memproses umpan kamera anda, ia terus mencari tahu seperti apa tampilan piksel berikutnya berdasarkan yang terakhir serta apa yang dipelajarinya dari bingkai yang ada. Hasilnya adalah tak diurutkan dengan tangan sebab tak pernah mempunyai pandangan tangan. Itu hanya menambahkan piksel.
Sebagai ilustrasi, bayangkan AI chatbot. Ini bekerja dengan cara yang sama, hanya saja telah dilatih pada jutaan percakapan di internet. Itu tak pernah mengandung seluruh kalimat. Itu hanya menambahkan satu kata pada satu waktu, serta setiap kata dipilih sebab secara grafik memiliki kecocokan yang baik.
Ketidakmungkinan glamour yang berani
Manipulasi mulus Bold Glamour menjadikan mereka sangat berbahaya. meski tahu cara kerjanya, kami masih dipenuhi dengan gambar orang yang tak mungkin dijangkau dalam kehidupan konkret serta digambarkan sebagai orang biasa.
menggunakan filter kecantikan dapat mengakibatkan ekspektasi yang tak realistis serta persepsi diri yang negatif.
“Filter seperti Bold Glamour melatih otak yang sedang mempunyai peningkatan buat mengharapkan tingkat kesempurnaan yang tak realistis. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan yang tak sehat terhadap penampilan seseorang, yang mampu menciptakan tempat mempunyai peningkatan biak yang luar biasa buat perilaku yang merugikan diri sendiri,” kata pakar pendidikan Dr. Lisa Dunne ke Lifewire bersumber dari email.
“Obsesi konsisten terhadap kesempurnaan muka telah mengarah pada peningkatan narsisme yang belum pernah terjadi sebelumnya. [AI filters] hanya akan memperburuk situasi, terutama bagi generasi muda yang menghabiskan tahun-tahun formatif mereka tumbuh dalam bayang-bayang keinginan fisiologis yang salah ini,” kata Dunn.
Seperti semua alat pembelajaran mesin, Bold Glamour AI mewarisi bias dari data yang dipelajarinya. Dalam hal ini, itu melakukan perubahan wanita menjadi boneka yang dibuat-buat, dengan fitur muka yang direntangkan hingga kesempurnaan pembedahan. tapi itu juga mencerminkan ketidakseimbangan sosial antara laki-laki serta perempuan.
“Pada wanita, glamor yang berani menghasilkan perubahan signifikan pada mata, bibir, ketidaksempurnaan permukaan, serta bahkan struktur muka, sedangkan pada pria efeknya tak lebih dari sekadar memperbesar bibir serta menghaluskan kerutan,” kata Dr. tipis.
Alina Buzunova/EyeEm/Getty Images
Ketidakseimbangan ini kemungkinan besar berasal dari kumpulan data yang dipakai buat melatih perangkat lunak. Gambar pria yang terlalu banyak bekerja lebih sedikit daripada wanita. apabila anda melatih gaya AI menjadi tangguh, tampan, anda akan memperoleh hasil yang tangguh serta tampan.
“Pria biasanya tak membuat terasa tekanan yang sama buat terlihat luar biasa seperti yang didorong oleh wanita, tetapi itu tak mempunyai arti mereka kebal terhadap efek buruk dari filter glamor. sangat mempunyai arti buat menjadi sadar bahwasannya siapa pun dapat berjuang dengan harga dirinya terlepas dari jenis kelaminnya,” kata Lawless.
Apa yang bisa kita lakukan buat memberi pengurangan dampak ini kelihatannya tak baik. dalam jangka waktu filter AI ini tersedia, orang akan memakainya. Pendidikan hanya berjalan sejauh ini, serta larangan kelihatannya tak mungkin serta hampir tak mungkin mengingat sifat aplikasi internasional yang bergerak cepat. Kita mungkin hanya bisa menambahkan satu lagi hambatan sosial ke dalam daftar hambatan yang disebabkan oleh media sosial.
Terima kasih telah memberi tahu kami!
Dapatkan info teknologi paling baru setiap hari
Berlangganan
Beri tahu kami alasannya!
Lainnya
Detail tak cukup
susah dimengerti